Teori Paget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di
Swiss tepatnya di Neuchatel pada tahun 1896. Piaget merupakan salah satu
pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri
pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan
Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian
besar bergantung kepada seberapa jauh anak anak aktif memanipulasi dan aktif
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Piaget dalam Bambang Warsita
(2008) perkembangan kognitif merupakan suatu genetika yaitu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan
bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin kompleks dan ini
memungkinkan kemampuannya meningkat. Oleh karena itu proses belajar seseorang
akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.
Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Dalam hal ini peran guru adalah
sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi. Kecenderungan
anak-anak SD beranjak dari hal-hal yang
konkrit, memandang sesuatu kebutuhan secara terpadu. Berdasarkan keceenderungan
diatas maka, belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi
pada tujuan, semuanya bergantung pada aktifitas mental peserta didik.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian
Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi.
a.
Aspek struktur
Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan
perkembangan berfikir logis anak-anak. Tindakan tindakan menuju pada
perkembangan operasi-operasi, dan selanjutnya menuju pada perkembangan
struktur-struktur. Struktur ynag juga di sebut skemata atau juga biasa disebut
dengan konsep, merupankan organisasi mental tingkat tinggi. Struktur
intelektual terbentuk pada individu waktu ia perlu interaksi dengan
lingkungannya. Strktur yang terbentuk lebih memudahkan individu menghadapi
tuntutan yang makin meningkat dari linkungannya. Dengan diperolehnya
suatu sekemata berarti teklah terjadi suatu perubahan dalam perkembangan
intlektual anak.
b.
Aspek isi
Yang dimaksud isi disini ialah pola prilaku anak khas yng tercermin
pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang di
hadapinya. Perhatian piaget tertuju pada isi pikiran anak, misalnya perubahan
anak dalam kemampuan penalaran semenjak kecil hingga besar, konsepsi anak
tentang alam sekitarnya yaitu pohon-pohon, Matahari, bulan dan konsepsi anak
tentang beberapa peristiwa alam seperti bergeraknya awan dan sungai. Kemudian
perhatian di tujukan lebih dalam lagi yaitu analisis proses-proses yang
melandasi dan menentukan isi pikiran anak itu.
c.
Aspek fungsi
Fungsi adalah cara yang di gunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual. Perkembangan intelektual didasrkan pada 2 fungsi yaitu organisasi
dan adaptasi. Organisasi memberikan organisme kemampuan untuk mensistimatikkan
atau mengorganisasikan proses-proses fisik atau proses-proses psikologis
menjadi sistem yag teratur dan berhubungan. Dengan organisasi, struktur fisik
dan struktur psikologis diintegrasikan menjadi struktur tingkat tinggi. Fungsi
ke dua yang melandasi perkembangan intelektual adalah adaptasi. Semua organisme
lahir dengan kecendrungan untuk menyesuaikan diri atau beradaptsi pada
lingkungan. Cara adaptasi ini berbaeda antar organisme yang satu dengan
organisme yang lainnya. Adaptasi terhadap lingkungan di lakukan melalui dua
peroses yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang
menggunakan stuktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang
di hadapi dalam lingkungannya. Dalam proses akomodasi seseorang memrlukan
modifikasi struktur mental yang ada dalam mengadakan respon terhadap tantangan
lingkungan
Piaget mengasumsikan bahwa perkembangan intelektual anak melewati empat
urutan perkembangan.Urutan tahap-tahap ini tetap bagi setiap orang, akan tetapi
urutan perkembangan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda pada setiap
anak. Keempat tahap yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Tahap sensorimotor : umur 0-2 tahun.
Pada tahap
sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak
terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan
lain-lain.
b. Tahap Pra
operasional : umur 2-7 tahun.
Tahap pra
operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra konseptual
(2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa, gambar
dan permainan khayalan.
Kedua, tahap
intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada
persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
c. Tahap operasi kongkret : umur 7-11/12 tahun.
Tahap operasi
konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem
pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah
memperkembangkan operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat reversible,
artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat
dikemblikan kepada awalnya lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan
adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkrit.
d. Tahap operasi formal: umur 11/12 ke atas.
Tahap operasi
formal (formal operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan
kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat
berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan
proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari
apa yang dapat diamati saat itu. Cara berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Sifat
pokok tahap operasi formal adalah pemikiran deduktif hipotesis, induktif
saintifik, dan abstrak reflektif.
Tahap
|
Perkiraan Usia
|
Ciri Khusus
|
Sensori
Motor
|
0 – 2 tahun
|
Kecerdasan
motorik (gerak) dunia (benda) yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa
pada tahap awal
|
Pra-Operasional
|
2 – 7
tahun
|
Pe Perkembangan
bahasa sangat pesat
b) Bersifat egosentris
c) Berpikir irreversibel (tdk dpt diubah)
Cenderung berpikir memusat
|
Konkret
Operasional
|
7 – 11
atau 12 tahun
|
Dapat
melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang
angka berpikir terkait dengan yang nyata
Be Berpikir
reversibel
b) Mampu mengklasifikasi
c) Mampu melakukan operasi: +, -, x, :
Memahami prinsip
konservasi: jumlah, volume, luas, berat, dan sebagainya
|
Formal
Operasional
|
11/ 12 tahun
ke atas
|
Pemikiran
yang sudah lengkap Pemikiran yang proporsional Kemampuan untuk mengatasi hipotesis
Perkembangan idealisme yang kuat
M Mampu mengidentifikasi dan mengendalikan variabel
c Mampu berpikir reflektif
|
Faktor-faktor
yang menunjang perkembangan intelektual
a.
Kedewasaan
Perkembangan sistem sraf sentral otak koordinasi motorik
dan manifestsi fisik lainnya mempengaruhi perkembangan kognitif.
b.
Pengalaman fisik
Intraksi dengan linkungan fisik digunakan anak untuk
mengabstrak berbagai sifat fisik dar benda-benda. Sebagai contoh bila anak
menempatkan benda di air dan menemukan benda tersebut terapung dalam air, maka
ia sudah terlibat dalam peroses abstrak sederhana atau empiris.
c.
Pengalaman logika/matematik
Bila anak mengamati benda-benda, selain pengalaman fisik
ada pula pengelaman lain yang di alami anak itu, yaitu waktu ia membangun
mengkonstruksi hubungan-hubungan antar objek-objek. Contoh; anak yang sederhana
menghitung beberapa kelereng yang di milikinya dan ia menemuka 10 konsep.
Konsep 10 bukannya suatu sifat dari kelereng-kekerng itu malainkan suatu
konstruksi dai pikiran anak itu.
d.
Transmisi sosial
Pengetahuan yang dipeoleh dari penglamam fisik di
abstraksi dari benda-benda fisik. Dalam hal ini, pengetahuan itu datang dari
orang lain. Pengaruh bahasa intruksi formal dan membaca begitu pula intralsi
denga teman-teman dan orang dewasa termasuk faktor transmisi sosial dan
memegang peranan dalam perkembangan intelektual anak.
e.
Ekuilibrasi atau pengaturan sendiri
Kemampuan untuk mencapai kembali kesetimbangan selam periode ketidakseimbangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar