PERCOBAAN
ENZIM BROMELIN DAN PAPAIN
A. Tujuan
Dapat menjadikan dan mengetahui
cara kerja bromelin dan papain.
B. Landasan Teori
Enzim bromelin tercatat oleh
kimiawan Venezuela Vicente Marcano pada tahun 1891 dari buah nanas. Pada tahun
1892, Chittenden, dibantu oleh Joslin dan Meara, menyelidiki masalah sepenuhnya
dan itu disebut “bromelin”. Kemudian 'istilah' bromelin diperkenalkan dan
awalnya diterapkan untuk semua protease dari tanaman tanaman anggota keluarga
Bromeliaceae.
Bromelin pertama kali diperkenalkan
sebagai suplemen terapi pada tahun 1957. Penelitian bromelin tampaknya pertama
kali dilakukan di Hawaii tapi lebih baru-baru ini telah dilakukan di
negara-negara di Asia, Eropa dan Amerika Latin. Jerman baru-baru ini mengambil
minat besar dalam penelitian bromelain; bromelain saat ini 13 yang paling
banyak digunakan jamu di Jerman.
Enzim Bromelin adalah enzim protease
ditemukan dalam nanas (Ananas comosus) yang termasuk dalam keluarga tanaman
Bromeliaceae. Enzim ini adalah salah satu dari dua enzim protease yang dikenal
dengan kemampuan mencerna protein. Hal ini sebagian besar ditemukan di bagian
batang dari nanas. Struktur enzim Bromelin terutama terdiri dari protease
sistein. Hal ini juga mengandung amilase, selulase, asam fosfatase dan
peroksidase dalam jumlah yang sangat kecil. Struktur kompleks protein rusak di
dalam tubuh melarutkan nutrisi dan sampah disekresikan keluar. Suhu optimum
untuk enzim ini untuk dapat aktif adalah 50 °C sampai 60 °C dan pH optimumnya
adalah 3,0 - 8,0 (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2276791-enzim-bromelin/#ixzz1qHY26e1a)
Bromelin
termasuk enzim proteotik yang membantu mencerna protein. Bromelin yang terkenal
sebagai antiradang, misalnya antritis. Bromelin diekstrak dari nanas. Bromelin
juga digunakan untuk melunakkan daging. Bromelin juga dapat menyembuhkan diare
yang disebabkan karena kekurangan enzim pencernaan. Suplemen bromelin sering
mengandung pigmen dari tumbuhan yang disebut quercetin. Efek samping dari
bromelin, antara lain: alergi dan gejala asma, seperti sesak napas dan
gatal-gatal apabila orang tersebut alergi pada buah nanas.
Buah nanas
mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein,
protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging sebab
enzim bromelin mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi
lebih empuk. Enzim bromelain mencerna protein di dalam makanan dan
menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh. Nanas juga dapat digunakan
untuk mengempukkan daging. (http://www.sedapsekejap.com/artikel/2001/edisi7/files/artikel.htm)
Enzim papain
juga banyak digunakan dalam pelunakan daging dan untuk menghaluskan gandum
dalam pembuatan kue kering. Enzim ini berguna untuk memecahkan molekul protein
sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging yang keras atau alot. Daging
dari hewan tua pun dapat menjadi lunak jika menggunakan papain. Papain berasal
dari tumbuhan hijau dan Carica pepaya.
Papain sangat aktif pada range pH 3-7. Untuk melunakkan daging pada pH 7.
Papain merupakan enzim pelunak pilihan, karena enzim ini dapat disuntikkan ke
dalam untuk menimbulkan enzim sedalam 4 cm pada permukaan daging sehingga
daging tetap lunak. Penggunaan enzim papain adalah salah satu cara yang cukup
efektif untuk mengempukkan daging (Kang Warner, 1974;Ratrrie dan Regenstein,
1977;Haryanti, 1986). Namun enzim ini memiliki kekurangan yaitu rendemen sangat
rendah yakni 0,013% (Thompson et al., 1973) dan dapat menyebabkan daging
berubah rasa (Kapti, 1982).
Mekanisme Kerja
Enzim :
a. Enzim
menyesuaikan diri di sekitar substrat untuk membentuk suatu kompleks enzim
substrat.
b. Karena
adanya gaya tarik antara enzim dan substrat, ikatan substrat menjadi tegang.
Ikatan tegang ini mempunyai energi tinggi dan lebih mudah terpatahkan, sehingga
reaksi lebih mudah dan membentuk kompleks enzim–produk.
c. Karena
produk dan substrat tidak sama, maka kesesuaian antara produk dan enzim tidak
sempurna.
d. Bentuk
produk menyebabkan kompleks berdisosiasi dan permukaan enzim siap untuk
menerima substrat lain. Teori aktivitas enzim ini disebut teori kesesuaian
terimbas ( Induced-fit Theory )
Faktor
yang mempengaruhi mekanisme kerja enzim, yaitu :
a. Konsentrasi
substrat
b. Pengaruh
pH
c. Konsentrasi
Enzim
d. Temperatur/suhu
e. Racun
Enzim
C. Alat dan Bahan
1. Bahan:
a. Daging
c.
Jus
Nanas
b. daun Pepaya
2. Alat:
a.
Tabung
reaksi
D. Cara Kerja
1. Siapkan
4 buah beker glass masing-masing diisi potongan daging
2. Beker
glass pertama dan kedua diisi jus nanas
3. Untuk
beker glass pertama masukkan ke dalam lemari pendingin dan beker glass kedua
simpan pada suhu ruangan
4. Beker
glass ketiga dan keempat diisi daun pepaya yang sudah dilumatkan
5. Untuk
beker glass ketiga masukkan ke dalam lemari pendingin dan beker glass keempat
simpan pada suhu kamar.
6. Setelah
1 jam, amati perubahan yang terjadi!
E. Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Perubahan yang terjadi
|
|
Papain
|
Bromelin
|
|
Suhu Kamar
|
+++
|
++++
|
Lemari Pendingin
|
++
|
+++
|
Kontrol
|
+
|
F.
Pembahasan
Pada tabel
pengamatan diatas terlihat bahwa beker glass 1 yang berisi daun pepaya kemudian
diletakkan pada suhu kamar, setelah 1 jam hasilnya daging tersebut agak
kenyal/kekenyalan daging tersebut berkurang apabila dibandingkan dengan daging
pengontrol, hal ini disebabkan ketika daun pepaya yang mengandung enzim papain
ketika dibalutkan pada daging, enzim papain bekerja dengan cara memecah protein
dalam kandungan daging sehingga daging menjadi empuk, sedangkan daging
pengontrol tak diberi enzim pada 1 jam selanjutnya tetap seperti keadaan semula
yaitu kenyal.
Pada beker glass
2 yang berisi daun pepaya kemudian diletakkan dalam lemari pendingin, setelah 1
jam hasilnya daging tersebut agak kenyal/kekenyalan daging tersebut berkurang
apabila dibandingkan dengan daging pengontrol dan lebih alot bila dibandingkan
beker glass 1, hal ini disebabkan ketika daun pepaya yang mengandung enzim
papain ketika dibalutkan pada daging, enzim papain bekerja dengan cara memecah
protein dalam kandungan daging sehingga daging menjadi agak kenyal perbedaan
dengan daging pengontrol tak diberi enzim pada 1 jam selanjutnya tetap seperti
keadaan semula yaitu kenyal, kemudian dengan daging yang diberi enzim papain
yang diletakkan pada suhu kamar ternyata lebih kenyal yang berada di dalam
lemari pendingin, sebab seperti yang tertulis pada landasan teori bahwa salah
satu faktor kerja enzim adalah suhu, suhu yang lebih dingin akan menghambat
atau memperlambat kerja enzim sehingga pada glass beker 2 lebih kenyal
dibanding glass beker1 maupun daging pengontrol.
Pada beker glass
3 yang berisi jus nanas kemudian diletakkan pada suhu kamar, setelah 1 jam
hasilnya daging tersebut menjadi lembek apabila dibandingkan dengan daging
pengontrol, beker glass 1 dan 2, hal ini disebabkan ketika jus nanas yang
mengandung enzim bromelin ketika dibalutkan pada daging, enzim bromelin bekerja
dengan cara memecah protein dalam kandungan daging sehingga daging menjadi
lebih empuk bahkan mendekati lembek sebab rendemen pada enzim bromelin lebih
tinggi daripada enzim papain yang hanya 0,013% sehingga kemampuan memecah
protein untuk melunakkan daging enzim bromelin lebih unggul/baik daripada enzim
papain yang berpengaruh pada hasilnya daging yang diberi enzim bromelin lebih
lunak daripada yang diberi enzim papain.
Pada beker glass
4 yang berisi jus nanas kemudian diletakkamn dalam lemari pendingin, setelah 1
jam hasilnya daging tersebut menjadi lebih lembek dari pada beker glass 3, hal
ini disebabkan ketika jus nanas yang mengandung enzim bromelin ketika diberikan
pada daging, enzim bromelin bekerja dengan cara memecah protein dalam kandungan
daging sehingga daging menjadi agak kenyal perbedaan dengan daging pengontrol
tak diberi enzim pada 1 jam selanjutnya tetap seperti keadaan semula yaitu
kenyal, kemudian dengan daging yang diberi enzim bromelin yang diletakkan pada
suhu kamar ternyata lebih kenyal yang berada di dalam lemari pendingin, sebab
seperti yang tertulis pada landasan teori bahwa salah satu faktor kerja enzim
adalah suhu, suhu yang lebih dingin akan menghambat atau memperlambat kerja
enzim sehingga pada glass beker 4 lebih kenyal dibanding glass beker1 maupun
daging pengontrol.
G. Kesimpulan
Terjadi proses
pelunakkan daging oleh enzim bromelin dan enzim papain yang diberikan,
dibalutkan maupun dilumurkan pada daging, hal ini disebabkan kedua enzim
tersebut mempunyai kemampuan untuk melunakkan daging dengan cara menghancurkan
kandungan-kandungan protein pada daging sehingga membuat daging menjadi lebih
lunak dari sebelumnya.
Namun diantara
kedua enzim tersebut yang paling unggul/baik dalam pelunakkan daging adalah
enzim bromelin sebab mempunyai kadar rendemen yang lebih tinggi daripada enzim
papain. Kemudian apabila daging yang telah dilumuri enzim diletakkan dalam
lemari pendingin, maka hasilnya lebih alot daripada daging yang berada dalam
suhu kamar sebab suhu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cara kerja
enzim, apabila suhu ssemakin rendah maka akan semakin menghambat kerja enzim
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar