KEGIATAN
1
PENGAMATAN BRYOPHYTA
I.
TUJUAN
Untuk
mengklasifikasikan tumbuhan lumut.
II.
LANDASAN TEORI
Menurut Bagod
Sudjadi dan Siti Laila (2007) Tumbuhan lumut dapat kita jumpai di berbagai tempat. Mulai dari daerah Kutub Utara
(Arktika) melintasi daerah
tropis hingga ke daerah Kutub Selatan. Di hutan, lumut sering kali ditemukan
membentuk lantai dasar hutan atau menempel pada pohon. Bahkan, lumut juga dapat
ditemukan menempel pada tembok, sumur, dan permukaan batu bata di sekitar
lingkungan kita. Meskipun lumut menyukai tempat yang lembab, tumbuhan tersebut
dapat juga hidup di daerah gurun, lumpur, dan sungai.
Ciri-ciri
Lumut
a.
Lumut umumnya berukuran kecil, tingginya
kurang dari 2 cm, meskipun ada juga lumut yang tingginya mencapi setengah
meter. Ukuran tubuh demikian ada kaitannya dengan ketiadaan jaringan pengangkut
yang efisien.
b.
Lumut tidak memiliki sistem pembuluh
khusus untuk mengangkut air dan mineral organik.
c.
Proses pendistribusian air bejalan
lambat yaitu secara difusi.
d.
Lumut tidak memilki akar, batang, dan
daun yang sebenarnya. Memilki strukur tubuh yang menyerupai akar, batang, dan
daun.
e.
Lumut memiliki rizoid sebagai pengganti
akar. Struktur rizoid menyerupai bulu-bulu akar.
f.
Lumut menempel pada substrat dan
menyerap air serta mineral dari dalam tanah.
Sistem Organ Tumbuhan
Lumut
Tumbuhan lumut
mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat,
yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon
dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Sistem organ
lumut adalah sebagai berikut :
a.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh
angkut (xilem dan floem).
b.
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat
kelamin) yaitu:
1)
Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang
menghasilkan Spermtozoid.
2)
Alat kelamin
betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum.
c.
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu
disebut berumah satu (Monoesius).
Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
d.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan
bagian bagian :- Vaginula (kaki) – Seta (tangkai) – Apofisis (ujung seta yang
melebar) – Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
e.
Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun.
f.
Tiada kutikel berlilin dan batang tiada berkas
vaskular.
g.
Gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar
yang disebut rizoid.
h.
Rizoid melekatkan tumbuhan kepada batuan atau substrat
yang lain. Rizoid bukan akar sebenarnya, hanya
selebar satu sel dan tiada jidal akar.
Perkembangan dan Pertumbuhan Tumbuhan Lumut menurut Sri
Maryati (2007)
Pada umumnya tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dalam hidupnya,
yaitu antara fase vegetatif dan fase generatif.
Fase vegetatif dikenal sebagai generasi sporofit,
yaitu fase yang menghasilkan spora. Sedangkan fase generatif disebut sebagai
fase gametofit, yaitu fase yang
menghasilkan sel kelamin (gamet).
Pada siklus hidup tumbuhan
lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema.
Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai
satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang
disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan
antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan
spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang
disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya. Gametangium jantan (antheredium) berbentuk
bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium)
berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang
sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada
tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous). Fertilisasi sel telur oleh
antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot
merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk
sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta
atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya. Kapsul merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora
masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
Siklus Tumbuhan
Lumut
Skema Daur Hidup Tumbuhan Lumut
Berdasarkan
skema daur hidup lumut, jelas tampak bahwa adanya fase sporofit didahului fase
gametofit atau sebaliknya. Kedua fase itu terjadi secara bergantian. Peristiwa
semacam itu disebut pergantian keturunan (generasi) atau metagenesis.
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Tumbuhan
lumut dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu :
a.
Lumut Hati (Hepatophyta)
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang
berbentuk lembaran. Lumut hati tidak memilki akar, batang, dan daun yang
sebenarnya sehingga disebut juga tumbuhan talus. Struktur talus pada lumut hati
dikenal dengan istilah lobus. Habitat
lumut hati di daerah pegunungan, di tanah,
tepi sungai, di tempat yang lembab yang terlindung dari cahaya matahari.
Contoh:
Marchantia
Marchantia
b. Lumut Daun atau Lumut Sejati (Musci)
Disebut lumut daun karena
pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Habitat di
tempat lembab (dinding/tanah). Lumut daun merupakan jenis
lumut yang banyak dijumpai sehingga
paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum
juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
c.
Lumut
Tanduk (Anthocerophyta)
Disebut sebagai lumut
tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Lumut
tanduk dapat ditemukan di sepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan Contohnya adalah
Anthoceros leavis.
Peranan Tumbuhan Lumut
a.
Sebagai vegetasi perintis
Kemampuan adaptasi lumut lebih baik
dibandingkan tumbuhan berpembuluh. Lumut dapat tumbuh pada dinding batu atau
celah-celah karang. Tumbuhan tersebut dapat mengubah struktur batu atau karang
menjadi lapisan tanah sebagai tempat tumbuh bagi makhluk hidup lainnya. Itulah
sebabnya, tumbuhan lumut dikatakan sebagai vegetasi perintis.
b. Menyerap
dan menahan air hujan
Lumut sangat berperan dalam menyerap dan
menahan air hujan. Artinya, umbuhan lumut dapat mencegah terjadinya banjir pada
musim hujan, dan mampu menyediakan air pada usim kemarau.
c. Memiliki
nilai komersial
Beberapa jenis lumut memiliki nilai
komersial, seperti Sphagnum memiliki
kemampuan menyerap air yang sangat besar sehingga sering digunakan di kebun
untuk memperbaiki kemampuan tanah dalam menahan air. Pada beberapa daerah yang
tanahnya bersifat asam atau lembap, sisa-sisa Sphagnum akan menumpuk tanpa mengalami pelapukan. Tumpukan lumu
tersebut disebut peat yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Sphagnum yang telah dibersihkan dapat juga
diolah menjadi bahan pengganti kapas. Selain itu jenis Marchantia polymorpha
diduga dapat dijadikan sebagai obat hepatitis (radang hati).
III.
ALAT DAN BAHAN
·
Berbagai
macam lumut
·
Alat
tulis
IV.
CARA KERJA
1.
Siapkan
peralatan dan berbagai macam lumut.
2.
Amati
dan klasifikasikan tumbuhan lumut sesuai dengan kelasnya.
3.
Tulis
hasil pengamatan dan gambarlah tumbuhan lumut sesuai dengan kelasnya.
V.
HASIL PENGAMATAN
Lumut daun
|
Lumut Hati
|
Klasifikasi lumut daun
Regnum
: Plantae
Division
: Bryophyta
Kelas
: Bryopsida
Ordo
: Bryopceales
Family
: Bryopceae
Genus
: Bryopsida
Spesies
: Bryopsida sp
·
Lumut daun juga disebut lumut
sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar
(rizoid), batang dan daun.
·
Tumbuhan tersusun dari sumbu
(batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8
baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun
biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan silinder
pusat. Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki,
tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari
lubang diujung kapsul.
·
lumut ini dipercaya bisa
digunakan sebagai bahan obat
|
Klasifikasi lumut hati
Regnum
: Plantae
Division
: Hepaticophyta
Kelas
: Hepaticosida
Ordo
: Hepaticoceales
Family
: Hepaticoceae
Genus
: Hepaticopsida
Spesies
: Hepaticopsida sp
·
Lumut hati banyak ditemukan
menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya
berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki
struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak
yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000
spesies.
·
ubuhnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan
lumut daun.
|
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan pada tumbuhan lumut yang
tersedia, diketahui bahwa Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta. Tumbuhan ini sudah menunjukkan
diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun
belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki
pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (serupa
akar).
Daun tumbuhan
lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang
tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena
tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area
yang luas.
VII.
KESIMPULAN
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan
tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta.
Klasifikasi
lumut daun
Regnum
: Plantae
Division
: Bryophyta
Kelas
: Bryopsida
Ordo
: Bryopceales
Family
: Bryopceae
Genus
: Bryopsida
Spesies
: Bryopsida sp
Klasifikasi
lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo
: Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsida sp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar